| Tanggal Rilis | : | 1 Mei 2013 |
| Ukuran File | : | 0.13 MB |
Abstraksi
Nilai Tukar Petani (NTP)* Sumatera Selatan pada bulan April 2013 sebesar 110,26 persen, menunjukkan bahwa secara umum daya beli petani pada bulan April 2013 lebih baik dibandingkan tahun dasar 2007. Namun, bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP April 2013menurunsebesar 0,01 yang disebabkan karena penurunan indeks harga yang diterima petani secara umum lebih tinggi daripada penurunanindeks harga yang dibayar petani.
NTP Padi & Palawija di Sumatera Selatan pada April 2013 sebesar 124,78 persen, menunjukkan bahwa petani padi dan palawija relatif sejahtera dibandingkan dengan tahun dasar 2007. Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP padi dan palawija bulan April 2013 naik sebesar 0,11 persen.NTP Hortikultura pada bulan April 2013 sebesar 112,19 persen, berarti tingkat kesejahteraan petani hortikultura lebih baik dibandingkan tahun dasar 2007. Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, NTP hortikultura bulan April naik sebesar 0,21 persen.NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (Pekebun) di Sumatera Selatan pada bulan April 2013 sebesar 93,14 persen, menunjukkan bahwa daya beli pekebun di Sumatera Selatan masih lebih rendah dibanding tahun dasar 2007. Sedangkan, bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai tukar pekebun bulan April 2013 juga turun 0,55 persen.Nilai Tukar Peternak di Sumatera Selatan pada bulan April 2013 sebesar 104,68 persen, menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan peternak relatif lebih baik dibandingkan dengan tahun dasar 2007. Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai tukar peternak mengalami peningkatan sebesar 0,46 persen.Nilai Tukar Nelayan (NTN) di Sumatera Selatan pada bulan April 2013 sebesar 114,10 persen. Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai tukar nelayan turunsebesar 0,23persen.Inflasi/deflasi pedesaan ditunjukkan oleh perubahan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumahtangga petani. Pada bulan April 2013 wilayah pedesaan di Sumatera Selatan mengalami deflasi sebesar 0,19 persen, terutama karena terdeflasinya indeks harga kelompok bahan makanan sebesar 0,58 persen.
